Karena Ingatan Adalah Kutukan

July 29, 2022

 


Tapi sudahkah kau temukan cara untuk mengobati kenangan?

I
 
Aku pernah bilang, “jika ini mimpi jangan ada yang membangunkanku!”
 
Tiba-tiba aku dengar kau mendesak, “bangun, aku tak mau sadar sendiri saat kau tidur!”
 
Lalu mataku goyah. Mimpi hanyut pada masa lalu, tanpa tafsir dan makna soal hari ini, juga masa depan. Kenyataan telah bangkit sebelum pagi.
 
Tapi kau, kenapa tak ada di sampingku?
 
 
2017 (?)
 
II
 
Tidak ada yang sederhana dalam cinta dan lupa: wangi sabun yang mengendap di hidung, atau kenangan terkutuk di kepalaku.
 
Mungkin aku harus melupakanmu sekeras mencintai, menghancurkan ikatan masa lalu yang seerat pelukanmu, atau membebaskan masa depan seperti cintamu yang merdeka.
 
Aku coba hindari suara jantungmu yang bisa kacaukan fungsi otakku. Tapi bayanganmu menyeret masa lalu pada tiap ruang gerakku.
 
Sekarang aku tak bisa lihat masa depan, tapi aku yakin tak ada kau di sana. Aku telah merelakanmu. Hanya, bisakah lupa makin sederhana?
 
 
2017 (?)
 
III
 
Rayuan terdengar seperti gonggongan anjing – yang tak lagi patuh, tak lagi menyentuh. Sebab seseorang yang menyuntikkan adiksi dalam darahmu, telah meninggalkanmu sebagai pecandu yang mengisap darahnya sendiri.
 
Maka cinta dan rindu berganti menjadi demam di tiap malam, hingga kau harus menakar kadar parasetamol untuk meredam perih di tiap jengkal tubuhmu. Mungkin nyeri di tulangmu bisa sedikit berkurang, tapi sudahkah kau temukan cara untuk mengobati kenangan?
 
Tentu kau akan sembuh, tapi masa lalumu tidak pernah bisa diselamatkan – karena ingatan adalah kutukan. Dan jika kau coba memperbaiki satu kerusakan, maka akan timbul kekacauan lain yang mungkin sama parahnya.
 
Tapi sisi positifnya, seseorang yang telah pergi tak bisa melukaimu lagi. Ia tak lebih dari pesawat luar angkasa yang kau saksikan di usia remaja: tinggal dalam ingatan, tidak pernah kembali pada kenyataan.
 
Untungnya juga selera makanmu masih terjaga, karena curah airmatamu berbanding lurus dengan lepasnya energi. Jadi tetaplah menjaga kualitas tidurmu, sambil manjakan diri lebih dari yang pernah diberikan masa lalumu.
 
Senangkan dirimu hari ini. Harapan yang patah tak harus tumbuh. Dan biarkan segala sakit menjadi fosil, sebab sejarah tidak berhenti pada basa-basi kalimat perpisahan. Selama jarum jam masih berdetak bersama degup jantungmu, kau selalu bisa pulih. Seperti ledakan bintang purba yang membentuk rangkaian galaksi.
 
Hingga suatu hari, kau akan punya kekuatan untuk menertawakan siapa saja: yang coba menawarkan potongan cinta yang abadi.
 
 
April 2021

*
Sumber ilustrasi klik di sini

You Might Also Like

0 comments